Saat ada tumbuh pupus baru di tanaman yang kita pelihara, itu rasanya sangat menyenangkan. Saat ini saya masih belajar di tahap pemilihan media tanam, bagaimana tanaman menjadi hidup dan subur. Untuk tahap pembentukan sepertinya masih jauh, karena butuh sentuhan seni di dalamnya, mesti banyak belajar dari para senior dan media online seperti Youtube.
Memilih Media Tanam
Berkali-kali mencoba ganti media tanam, banyak tanaman yang mati juga, sedih sih, tapi itulah proses belajar yang harus saya lewati. Salah satu media tanam paling netral dan jarang sekali ada penyakit adalah Pasir Malang. Untuk bisa menyimpan air dapat ditambahkan Sekam Mentah atau Sekam Bakar, dengan perbandingan 4:1. Banyak sekali fungsi dari sekam, bisa dilihat di sini. Untuk diketahui saja, kelebihan sekam bakar dari sekam mentah, lebih steril dari berbagai macam jenis penyakit.
Kenapa Menggunakan Pasir Malang?
Pasir Malang sangat terkenal penggunaannya untuk keperluan Bonsai. Saya sendiri juga mengerti hal ini setelah belajar di Chanel-chanel Bonsai Youtube. Fungsi pasir malang secara umum adalah Poros, artinya air cepat meresap keluar, tidak menggenang di dalam media, seperti halnya tanah, sering air akan menggenang, dan ini bisa menyebabkan busuk akar.
Harga Pasir Malang
Pasir Malang mudah didapatkan di kota-kota besar seperti Malang, Surabaya, Denpasar, Jakarta dan kota besar lainnya. Harga persaknya berkisar antara Rp. 10 ribu hingga Rp 15 ribu rupiah. Untuk daerah yang kesulitan memperoleh Pasir Malang, bisa menggunakan Pasir Kali dan Pasir Katel, bahkan beberapa pebonsai juga menggunakan pasir bangunan.
Memilih Pupuk
Tanaman sangat memerlukan unsur Hara dan berbagai macam mineral lainnya untuk tumbuh, selain cahaya sinar Matahari. Pupuk tanaman terbagi menjadi dua, yaitu pupuk Organik dan Non Organik (kimia). Untuk pupuk organik saya menggunakan Pupuk Kandang yang sudah terfermentasi dengan baik. Pupuk jenis ini lebih aman, namun tetap harus mengikuti pedoman dalam pemberian pupuk.
Sedangkan untuk Pupuk Kimia, para pebonsai biasanya menggunakan Dekastar. Saya rasa pupuk kimia yang satu ini paling aman, karena sistemnya serap lambat. Dalam sekali pemberian bisa digunakan untuk 6 bulan kedepan.
Pupuk Organik
Kita bisa mencampurkan Pupuk Kandang dalam media tanam, dengan perbandingan 4:1:1. Pasir Malang (4), Sekam Bakar (1), dan Pupuk Kandang (1). Namun penggunaan pupuk sebaiknya pada tanaman yang memiliki akar, tanaman yang siap tumbuh, bukan bahan stek yang belum bisa menyerap makanan. Bahan bonsai yang berasal dari alam, istilahnya dongkelan juga belum siap menggunakan pupuk, cukup pasir malang dan sekam bakar saja.
Pupuk Kimia
Penggunaan pupuk Kimia seperti Dekastar cenderung lebih mudah. Cukup di sebarkan di atas media tanam, sedikit dipendam. Bisa juga ditempatkan di tengah bagian media, dekat dengan akar, supaya lebih cepat diserap oleh tanaman.
Jenis, Model dan Ukuran Bonsai
Bonsai memiliki bermacam-macam jenis tanaman, model dan ukuran. Saat ini beberapa jenis yang paling banyak dicari antara lain; Beringin Kimeng, Santigi, Iprik Silver, Anting Putri, Mustam, Asem Jawa, Cemara Sergenti dan lainnya.
Dari sisi Model, ada puluhan pakem model Bonsai yang bisa dipelajari dan diterapkan. Formal, Informal, Cascade, Forest, Raft, Root Over Rock dan bermacam model lainnya.
Untuk model sudah termasuk ranah Seni. Di sini sangat berperan kemampuan imaginasi dan ketrampilan dalam menerapkan di Bonsai tersebut.
Sedangkan dari sisi Ukuran, ada sekitar 7 macam ukuran Bonsai yang telah disepakati, yaitu; Ukuran Shito, Mame, Small, Medium, Large, Extra Large dan Double Extra Large.
- Shito 5-10 cm
- Mame 10-15 cm
- Small 15-30 cm
- Medium 30-60 cm
- Large 60-90 cm
- Extra Large 90-120 cm
- Double Extra Large > 120 cm
Seru bukan? Yuk bikin Bonsai.